Terapi untuk MSDD

Catatan ini adalah (masih) copy-paste dari Nakita No. 555/TH. X/16-22 Nopember 2009. Dan karena tidak jarang orang nyasar ke blog ini dengan kata kunci seperti usia 2 tahun belum bicara, MSDD, dan nakita no. 555 (kehabisan tabloid ini ‘kali hehehe), maka aku coba rangkumkan di sini, semoga bermanfaat buat yang lain.

***

Seperti gangguan perkembangan pada masa kanak-kanak, MSDD juga perlu ditangani segera dengan terapi yang tepat, untuk membantu anak-anak menangani masalahnya dan memandu anak-anak belajar atau menemukan keterampilannya yang belum muncul. Masing-masing terapi diberikan sesuai kondisi dan kebutuhan anak.

Selain pengaturan terapi terapi yang harus diikuti, kedisiplinan dan pola interaksi keluarga yang stabil mutlak dibutuhkan bagi kesembuhan anak dengan MSDD. Terapi yang dijalankan oleh terapis akan sulit berhasil tanpa dukungan orangtua dengan menerapkan terapi di rumah dan dukungan guru di sekolah, dengan mengerti kebutuhan anak dan kelebihannya, memonitor kemajuannya, serta berupaya terus tanpa kenal lelah demi perbaikan dan penyembuhannya. 

Terapi-terapi yang sering diterapkan pada anak MSDD antara lain :

Sensory Integration Therapy (SIT)

SIT boleh dibilang terapi yang selalu ada dalam menangani anak MSDD karena terapi ini dimaksudkan untuk membantu anak menangani sensitivitas dan reaksi mereka yang berlebihan terhadap rangsangan, misalnya sangat peka terhadap sentuhan, gerakan, bau-bauan, suara, tekstur makanan dan sebagainya. Intinya terapi ini bertujuan agar anak dapat menerima, mengelola, dan berespons terhadap sensasi indera dengan tepat (sensory regulation).

SIT dirancang untuk memberi rangsangan vestibuler (keseimbangan), proprioseptif (gerak, tekan, dan posisi sendi otot), taktil (raba), auditori (pendengaran) dan visual (penglihatan).

SIT akan diberikan dengan melihat kebutuhan dan kondisi anak dan dilakukan sambil bermain. Misalnya, kala bermain puzzle anak dilatih indera perabanya dengan menyentuh kepingan puzzle. Ketika menempatkan kepingan puzzle satu demi satu, sensori motorik halusnya akan terlatih, begitu juga dengan warna puzzle sebagai latihan visual dan seterusnya. Bila anak peka terhadap sentuhan pada tubuhnya, teknik-teknik terapinya akan melibatkan tekanan pada tubuh, menggosokkan tubuh, dan mengayunkan tubuh.

Terapi raynar :

di tempat terapi : melompat-lompat di trampolin, main perosotan, melompat dari ketinggian, berjalan naik-turun tangga, memberikan tekanan dan rangsangan dengan gerak tertentu pada lengan dan kaki, bermain dengan busa (foam), pelukan beruang (bearhug).

Terapi di rumah : berenang, berkuda, mendaki, main ayunan (Ray gak mau, sampai sekarang), bermain dengan lem, lebih sering dipeluk.

***

Terapi Wicara dan Bahasa

Terapi ini juga terapi yang sering dijalankan untuk menangani MSDD. Terapi ini dimaksudkan agar anak-anak segera mengejar keterlambatannya dalam kemampuan berbicara dan berbahasa agar tak menimbulkan problem dalam berinteraksi sosial. Bagian dalam terapi wicara adalah propilaktik (prespeech), yakni mengajari anak melakukan kemampuan bicara awal. Misalnya mengucapkan kata “ba-ba-ba” dilanjutkan dengan terapi etiologik untuk mempelajari artikulasi dan irama bicara.

Terakhir, akan dilakukan terapi simtomatik untuk meningkatkan kemampuan bicara agar lebih ekspresif. Misalnya, “Aku mau minum susu”, tidak sekedar “Susu”.

***

Rhytmic Movement Training ? RMT

Terapi ini bertujuan mengoptimalkan perkembangan otak, agar bagian otak belakang yang utamanya adalah batang otak dan bertanggung jawab mengatur sensasi indra dapat berfungsi optimal. RMT diselenggarakan dengan melakukan gerakan-gerakan senam otak.

***

Terapi Perilaku

Terapi perilaku membantu orangtua dalam menerapkan aturan dan belajar bagaimana menerapkan perilaku yang benar pada anak agar perilaku yang berlebihan dikurangi dan perilaku yang kurang diperbaiki sehingga anak bisa mengikuti aturan umum yang berlaku di masyarakat.

***

Terapi Okupasi Motorik Halus

Terapi Okupasi (TO) bertujuan melatih motorik halusnya. Dengan terapi motorik halus ini diharapkan anak bisa menggerakkan mainan, mengancingkan baju, menggenggam sendok dan sebagainya. Terapi dilakukan secara individual, bergantung pada berat-ringannya gangguan yang dialami anak.

***

Untuk Raynar, pernah dilakukan juga Terapi Wicara dan Terapi Perilaku dengan mendatangkan terapis ke rumah seperti pernah dicatat di sini, namun kemudian dihentikan karena Ray merasa kurang nyaman. Sejak itu kami lebih sering mengajaknya berbicara, mengomentari segala sesuatu demi mengenalkan kosakata baru, dan lebih sering mengajaknya mengunjungi teman. Yang terpenting adalah memberikan kasih sayang dan memupuk kepercayaan dirinya.

 

 

33 thoughts on “Terapi untuk MSDD

    • Iya Om NH… sudah kangen buat nulis di catatan kecil ini. Sebelumnya saya cuma menengok sesekali, kalau ada komentar masuk, saya hanya meng-approve saja tanpa membalas komentar mereka, hiks.

      Sekarang sudah mulai agak longgar nih Om, jadi komentar-komentar yang masuk saya sudah balas beberapa. Dan mulai jalan-jalan lagi ke rumah narablog yang lain meskipun mungkin belum sesering sebelumnya, hehehe…

      Ketika saya masih “istirahat”, lha kok malah banyak yang nyasar ke sini dengan kata kunci MSDD, Terapi MSDD, Majalah Nakita. Saya jadi berpikir, wah ada yang menantikan kelanjutan catetan saya tentang MSDD, hiks (GeEr mode ON hehehe…)

      Dan saya juga mau merenovasi blog ini Om NH, dirapihin dikiit.

      Terima kasih ya Om NH, saya sangat bahagia Om NH sudi ke mari lagi…

      Salam Hangat… 😀

      Suka

    • iya Mbak… sama aja ketika dulu kita (kita? aku saja ‘kalee hahaha) di sekolah, guru yang “enak” lebih membuat kita bersemangat dalam belajar, dan materinya jadi lebih gampang dimengerti/dihapal, karena kita merasa enjoy aja gitu… ya to? 😀

      Suka

  1. Saya datang lagi kesini …
    Akhir-akhir ini Saya sempat melihat komentar Mamaray beredar kembali … di beberapa blog teman saya … (yang juga teman nyatanya Mamaray …)

    So … abis komentar …
    tentu menulis postingan lagi dong disini … ?

    hehehe …

    salam saya Mamaray

    Suka

  2. Mamaray mau nanya dong
    Apa ada diet makanan yg diterapkan untuk anak MSDD?
    Terima kasih sebelumx n Salam kenal.

    re : salam kenal, IbuNai… 🙂
    Mohon maaf, saya sebetulnya tidak tahu dietnya karena saya tidak menerapkan itu, semua jenis makanan saya kasih, Bu… 🙂

    Suka

  3. Duh legax, putriQ jg sm seperti Ray. Takutx nanti jd tambah parah, jd sempat aku mau kasih diet susu & terigu, serta turunanx.
    Makasih banget Mamaray.:D

    re : sebaiknya konsultasi ke dokter, IbuNai, untuk lebih yakinnya 🙂

    Suka

  4. Udah konsult k beberapa Dr Mamaray, bahkan k psikolog jg. Cm tiap dokter kadang beda2 jawabanx, jd bingung. Tp intix, katax yg perlu diet tuh, anak dgn gejala hyperaktif, dan untungx putriQ ga hyperaktif. Diagnosa sementara, cm Speach Delay aja, cm ttp waS2.
    Maaf kepanjangan ceritax.^_^

    re : 🙂 iya ya Mbak, karena yang diteliti perilaku ya, jadi perlu pengamatan agak lama (sok tahu nih, hehehe)
    distimulasi terus saja, Mbak, semoga nanti tumbuh-kembang adik Nai bisa optimal.

    terima kasih ya Mbak, berbagi cerita di sini… saya suka loh, ada ‘teman’nya, hehehe, semoga bisa saling menguatkan 🙂

    Suka

  5. Mau share nih Mamaray, hr ini ga sengaja aku ketemu ma Shinse asal Beijing yg kebetulan singgah belanja d toko Kakekx Nai.Tdx iseng2 si Shinse periksa pykt Diabet kakekx Nai.

    Karna kami penasaran, kami srh periksa kondisi Nai jg (msh iseng2), eh stlh d periksa body n ngomong2 si Shinse blg ni anak wkt lahiran susah y? Aku jwb iya. Intix ktx si Nai ketelen kotoran (entah lendir atw ketuban)wkt proses b’salin. Jd d tenggorokanx itu ad semacam kerak kotoran gitu yg menyebabkan kesulitan ngomong.

    Wah jd salut sm Shinsex, mungkin ga sih sebagian bsr anak2 yg di duga ADD atw semacamx sebenarx cm mengalami hal serupa sprti yg d katakan si Shinse???

    re : wah, saya malah baru denger ini, IbuNai…
    jadi intinya, para ibu harus selalu waspada dan mencermati setiap tumbuh-kembang anak-anak ya IbuNai, bahkan riwayat si anak sejak di kandungan, pada saat persalinan, sampai dilahirkan sebaiknya diperhatikan. 🙂

    Suka

    • Shinsex itu lokasi nya dimana ya bun? Anakku di diagnosa msdd sama dokter.. baca cerita mama nai jd kepingin periksa jg buat alvin..


      re : maaf, Mba, kami ke dokter, bukan ke Shinse 🙂

      Suka

  6. Ehh..aku lanjt ceritax ya. 🙂
    si Shinse nawarin obt bt bersihin kotoran yg menyumbt pita suara Nai hrgx 2,8 jt. Aku ambil aj, hitung2 sambil usaha n tawakkal aj kpd ﷲ. Nnt klo ada perkembangan aku posting comment lg deh. Insya ﷲ barokah.آمِيّنْ…آمِيّنْ.:-)

    re : ooo, obatnya seperti apa ya IbuNai? obat tetes? hm… lumayan juga harganya buat saya, hihihihi.
    baiklah, semoga ada kemajuan berarti ya IbuNai… saya seneng IbuNai sharing di sini.
    Semoga Nai selalu sehat, ya… salam untuk Nai… 🙂

    Suka

  7. Obatx kyk pil jamu nyonya mener Mamaray, bt aq lumayan mhl jg, tp dr pd nunggu smp Nai umur 5-6 thn lg,br bs ngomong.>_<
    Tp sblmx udh aku ksh konsumsi K-sageplus n stlh konsumsi itu kontak matax udh ad kemajuan yg bgs.tp ga tau ap efek K-sageplus atw bkn.
    Makasih Mamaray, smoga anak2 kita sehat slalu.آمِيّنْ…آمِيّنْ

    re : ya, ikhtiyar ya Bu… 🙂
    semoga Allah Swt menunjukkan jalan terbaik, untuk IbuNai, saya, dan ibu-ibu yang lain… 🙂

    Suka

  8. Pusat Terapi & Tumbuk Kembang Anak Rumah Sahabat Yogyakarta beralamat di Jl Perintis kemerdekaan perum gambiran C 2 UH V melayani speech therapy, behavior therapy, Sensori integrasi, terapi terpadu, Terapi komunikasi, renang untuk anak autis, fisioterapi, program pendampingan di sekolah umum dan home visit terapi. untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi di nomor 0274 8267882

    re : terima kasih berbagi informasi di sini, Mbak Icha, semoga bermanfaat buat semua 🙂

    Suka

  9. Sudah saya baca pelan2 tetapi kok belum menemukan kepanjangan MSDD ya.
    Kalau adse kan Masa depan Suram ha ha ha ha
    Terima kasih artikelnya yang bermanfaat.
    Salam hangat dari Surabaya


    re : kepanjangannya di artikel sebelumnya De… hehehhe….
    kalo Masa Depan Suram = Madesu, hihihi

    Suka

  10. Mamanya Ray, jdnya Ray ga nerusin terapi nya yah..? Jadi Ray akhirnya bisa ngomong karena simulasi dr mama dan papanya saja yah..?
    klo boleh tau simulasinya seperti apa saja yah, dan akhirnya usia berapa Ray benar2 bisa bicara lancar dan bisa diajak ngobrol..? makasih loh mamanya Ray atas ceritanya


    re : iya, Mbak, terapinya ngga lanjut lagi, karena saya waktu itu juga sedang hamil Si Tengah. Memang untuk terapi, dimana-mana juga perlu usaha ya Mbak, kalau waktunya terapi biasanya saya datang ke kantor agak siang, trus ke tempat terapi ditemani Prt, kemudian saya ke kantor, perjalanan muter2nya itu yang kadang melelahkan.

    Ray mulai bicara usia 4 tahunan, tapi sebetulnya saya juga ngga ingat betul. Bicara dalam arti kata-kata sdh mulai jelas, namun untuk susunan kalimatnya masih belum betul. Jadi kalau dia bercerita, orang yang ngga terlalu kenal akan merasa kesulitan memahaminya.

    Mohon maaf, Mama, balas komen nya lamaaa banget yah *tepok jidat

    Suka

Tinggalkan komentar