Ray Usia 2 Tahun, bagian 1

Ray belum bicara, hanya menunjuk-menunjuk dan menarik-narik tangan kami bila menginginkan sesuatu. Rentang konsentrasi pendek, tidak fokus, mudah bosan. Tidak mudah beradaptasi, menarik diri bila berada di lingkungan baru atau bertemu dengan orang asing. Tidak suka suara bising dan keras.

Usia 2 tahun 9 bulan, Ray bersekolah. Sekolah pertama Ray adalah PAUD di dekat rumah. Hasilnya, kurang memuaskan.  Di PAUD, Ray bersekolah dengan 30-an anak. Hal itu membuatnya merasa kurang nyaman. Suara bising dan suasana yang ramai, karena rata-rata orang tua dan pengasuh anak-anak itu ikut masuk ke dalam kelas, membuatnya enggan masuk kelas. Ray hanya berjalan-jalan dan lari-lari di halaman dan di jalan dekat sekolahnya. Mama yang mengantar juga ikut “berolah raga” mengejar-ngejar Ray.

Kadang Ray harus digendong supaya mau masuk kelas. Ray bisa tenang di kelas jika Bu Gurunya sedang mengajak anak-anak menyanyi, bertepuk tangan, dan kegiatan semacamnya yang menarik perhatiannya. Tetapi ketika beberapa menit jeda, tidak ada Bu Guru yang “menguasai” kelas, Ray kembali kabur ke luar kelas. Mama tidak bisa duduk tenang kalau Ray seperti ini.

Di situ kami menyadari, Ray berbeda dengan anak-anak lain seusianya.  Ray butuh perhatian yang lebih banyak daripada anak-anak lainnya. Ray anak spesial.

Mulailah kami mencari ilmu tentang anak berkebutuhan khusus, membaca majalah, mencari artikel via internet, dan Mama menjadi sering mengunjungi puterakembara.org . Bahkan salah satu tetangga kami memberikan kami sebuah buku berjudul “Anakku Terlambat Bicara” ditulis oleh Julia Maria Van Tiel.

Buku (besar, bukan seukuran novel) setebal 408 halaman itu Mama baca dengan cepat, setiap hari membaca buku itu. Buku itu ditulis oleh seorang ibu dengan anak berbakat (Gifted Child). Dikisahkannya perjuangan membesarkannya, mengasuhnya, perilaku anaknya, juga terapi-terapi yang dijalaninya. Setelah dibaca-baca dan membandingkan dengan perilaku Ray, perasaanku mengatakan Ray bukan anak gifted.

6 thoughts on “Ray Usia 2 Tahun, bagian 1

  1. Semoga Ray segera bisa berbicara dan berkembang normal seperti anak-anak lain. Semoga juga Mama Ray diberi kekuatan mengasuh titipian Tuhan yang manis ini. Kok nggak ada foto Ray? Diupload dong, supaya teman-teman di dunia maya bisa mengenalnya.

    Salam,
    Tuti

    Suka

    • Amiin…. Matur nuwun, Buk… Alhamdulillaah Ray sekarang sudah banyak sekali kemajuan… ini tulisan dalam kategori “Cerita Lalu”, sengaja saya ceritakan di sini supaya suk nek Ray besar, bisa membaca tulisan ini, dia akan ingat masa kecilnya, mengetahui bahwa kami, orang tuanya, sangat menyayanginya….

      Suka

  2. oooh anak-anak memang berbeda
    ada yang cepat bicara, lambat berjalan
    ada yang cepat berjalan, lambat bicara
    jangan terlalu dicemaskan
    kalau soal bicara, di Jepang sampai usia 4 tahun masih wajar
    tapi menjelang 4 tahun lebih baik diperiksakan ke specialis

    EM

    Suka

    • Iya Mbak, sekarang Ray hampir 4 tahun, sudah berbicara meski belum sebanyak anak-anak lain. Sampai 4 tahun masih dianggap wajar? lha kalo dokter bilang “kalo sampe 6 tahun belum bicara, seumur hidup dia tidak bicara”, orang tua mana yang ngga keder?

      Suka

  3. Saya setuju dengan apa yang dikatakan EM (a.k.a Imelda a.k.a Ikkyu San
    Bakat anak memang berbeda-beda …
    Kemampuan motoriknya pun berbeda-beda
    Namun apapun itu …
    Adalah tanggung jawab kita untuk mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya …

    Salam saya

    Suka

    • Iya, Pak Trainer, awal-awal saya kuatir, tapi setelah berjalan beberapa lama, feeling sama mengatakan Ray tidak seperti yang saya khawatirkan. Namun demikian saya tidak menyesal, karena akhirnya saya mendapat banyak masukan dan ilmu. Juga ketenangan, setidaknya kami telah berusaha melakukan sesuatu untuknya, daripada kami ‘nyante-nyante’ padahal anak kami ‘kenapa-napa’, malah berabe kan… semoga bahasa saya bisa dimengerti hihiihi

      Suka

Tinggalkan komentar